Senin, 28 Februari 2011

(KISAH) Penyesalan Di Ujung Waktu

   Kisah ini tidaklah panjang, namun mampu membuat setiap hati terutama hati seorang wanita bergetar, oleh rasa haru, kasihan, dan kesal. Mengapa peristiwa seperti ini masih terjadi di zaman ini?
   Padahal Islam adalah agama yang sangat peduli pada hal yang satu ini, dan mungkinj kisah ini adalah satu dari kisah nyata lainnya yang memiliki permasalahan yang sama namun dengan ending yang berbeda.
   Gadis ini termenung dalam diam. Sebuncah kecewa tak mampu hilang dari sanubarinya. Kini usianya tak muda lagi. Garis-garis kesegaran masa mudanya telah memudar. Namun wajahnya terlihat jauh lebih tua dari usia sebenarnya. Ada guratan kesedihan yang begitu kentara, ada sisa-sisa air mata yang mengering. Terlihat ia begitu lelah oleh beban yang menghimpitnya, yang tak mampu diurainya melalui kata-kata.
   Mengapa gadis ini begitu bersedih? Apa yang membuatnya begitu gundah hingga cahaya kehidupan seperti lenyap dalam pancaran mata dan cahaya wajahnya?Duhai saudariku, inilah kisah gadis ini yang patut kau simak dengan baik, agar kamu semua yang memiliki nasib lebih beruntung darinya rela memberikan sejumput doa untuknya. Doa untuk kebahagiaannya.
   Ibu gadis ini telah lama meninggal. Setelah kematian sang bunda, ayahnya tak lagi menikah. Seluruh sisa usianya beliau habiskan untuk merawat, membesarkan dan memberikan pendidikan untuk untuk putri tunggalnya, hingga sang putri lulus sarjana dengan nilai cukup baik. Semua ijazah sang putri diberi label yang cantik, kemudian digantungkan disetiap sudut-sudut rumah dengan perasaan bangga. Ia amat bangga mampu menyekolahkan putrinya hingga sarjana. Namun kebanggaan sang ayah yang berlebihan inilah yang pada akhirnya menimbulkan penderitaan dan kesedihan yang berkepanjangan bagi sang putri semata wayangnya.
   Hingga meskipun ang ayah kini telah meninggal, tak membuat kesedihan dan sakit hati gadis ini berkurang, namun semakin bertambah dari waktu ke waktu. Sungguh ironis memang. Namun itulah realita yang terjadi.
   Sebagai gadis remaja yang cantik dan pintar, sudah barang tentu gadis ini menjadi incaran para pemuda dan para lelaki yang sudah menduda untuk mempersuntingnya menjadi istri. Sesungguhnya diantara para lelaki itu tak sedikit yang memiliki kedudukan dan ilmu agama yang cukup baik. Namun dimata sang ayah tidaklah demikian. Dimatanya sang putri terlalu sempurna untuk dipersunting sembarang orang, tidak jelas seberapa banyak kriteria ynag dipancang sang ayah untuk mendapatkan menantu idaman. Yang pasti beberapa pemuda yang datang melamar, semua mundur teratur dan tak pernah kembali.
   Kepada sang putri sendiri, ayahandanya selalu memberikan alasan yang dibuat-buat untuk menolak para pemuda itu. Ada yang dibilang terlalu pendek, terlalu tinggi atau dengan alasan tidak selevel.
  



Tidak ada komentar:

Posting Komentar